Cari Tahu! Mahar dan Mas Kawin Apa Bedanya?
Pernikahan merupakan momen yang sakral dan penuh makna, dengan berbagai persiapan yang perlu dilakukan oleh calon pengantin. Salah satu aspek penting dalam persiapan pernikahan adalah pemberian mahar atau maskawin. Meskipun kedua istilah ini sering dianggap sama, sebenarnya terdapat perbedaan di antara keduanya. Simak, amaha dan mas kawin apa bedanya, dalam artikel berikut ini!
Mahar dan Mas Kawin Apa Bedanya?
Meskipun dianggap sama, sebenarnya mahar dan mas kawin memiliki perbedaan. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Definisi dan Asal Kata
Istilah "mahar" berasal dari bahasa Arab, yaitu al-Mahr. Mahar merujuk pada sejumlah harta atau nilai yang diberikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan sebagai bagian dari perjanjian pernikahan. Pemberian mahar ini memiliki makna sebagai tanda penghargaan, cinta, dan tanggung jawab pihak laki-laki terhadap calon istri.
Sementara istilah "maskawin" adalah penggunaan bahasa Indonesia untuk menyebut mahar. Maskawin memiliki konsep serupa dengan mahar, yaitu sejumlah harta atau nilai yang diberikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan dalam rangka pernikahan. Istilah maskawin lebih sering digunakan dalam budaya dan tradisi Indonesia.
2. Makna dan Fungsi
Mahar memiliki makna yang lebih luas dan mencakup aspek perlindungan dan keamanan finansial bagi calon istri. Pemberian mahar oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan dianggap sebagai kewajiban dan bentuk tanggung jawab terhadap calon istri. Mahar juga dapat berfungsi sebagai jaminan sosial dan perlindungan ekonomi bagi perempuan dalam pernikahan.
Maskawin memiliki makna yang lebih spesifik sebagai bagian dari adat dan tradisi dalam pernikahan. Pemberian maskawin oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan mencerminkan penghargaan, penghormatan, dan kesepakatan antara kedua belah pihak. Maskawin juga dapat menjadi simbol komitmen dan perjanjian antara pengantin pria dan wanita.
3. Nilai dan Bentuk Pemberian
Nilai mahar dapat bervariasi tergantung pada kesepakatan dan kondisi finansial kedua belah pihak. Mahar tidak selalu berupa uang, tetapi juga bisa berupa barang berharga, properti, atau jasa tertentu. Pentingnya mahar terletak pada nilai penghargaan dan tanggung jawab yang terkandung dalam pemberian tersebut.
Maskawin umumnya berupa sejumlah uang atau barang berharga yang disepakati oleh kedua belah pihak. Nilai maskawin dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kesepakatan antara pengantin pria dan wanita. Maskawin juga dapat dianggap sebagai bentuk persiapan dan modal untuk memulai kehidupan berkeluarga.
4. Penentuan dan Pembayaran
Penentuan besaran mahar umumnya dilakukan melalui diskusi dan kesepakatan antara kedua belah pihak atau disesuaikan dengan tradisi keluarga. Pembayaran mahar biasanya dilakukan pada saat akad nikah atau dalam jangka waktu yang disepakati sebelum pernikahan.
Penentuan besaran maskawin juga melibatkan diskusi dan kesepakatan antara kedua belah pihak, namun dapat dipengaruhi oleh budaya dan adat istiadat setempat. Pembayaran maskawin sering dilakukan saat prosesi pernikahan berlangsung atau sebelum pernikahan dilangsungkan.
Baca Juga: Hukum Memakai Cincin Bagi Laki Laki Dalam Islam, Boleh Atau Tidak?
5. Peran dalam Kehidupan Pernikahan
Mahar memiliki peran penting dalam memperkuat ikatan dan tanggung jawab suami terhadap istri. Pemberian mahar sebagai bagian dari pernikahan menjadi simbol komitmen dalam menjaga dan melindungi keluarga. Selain itu, mahar juga dapat memberikan perlindungan finansial dan kestabilan ekonomi bagi istri.
Sementara mas kawin memiliki peran dalam membangun kerjasama dan penghargaan antara suami dan istri. Pemberian maskawin oleh pengantin pria kepada pengantin wanita menunjukkan penghargaan terhadap perempuan yang akan menjadi pasangannya. Maskawin juga dapat dijadikan sebagai modal awal dalam membangun kehidupan keluarga.
Hal yang Harus Diketahui Tentang Mahar dan Maskawin
Setelah mengetahui perbedaan antara mahar dan maskawin, berikut beberapa hal yang perlu diketahui terkait kewajiban pernikahan ini:
Mas Kawin Hak Pribadi Istri
Masih banyak orang yang menganggap bahwa maskawin atau mahar merupakan ajang untuk memperbanyak harta keluarga. Padahal, maskawin merupakan hak mutlak mempelai wanita. Bahkan, pihak orang tuanya pun tidak boleh ikut-ikutan menentukan besarannya.
Jangan Berlebihan, Namun Harus Bernilai
Prinsip dari maskawin adalah besarannya jangan terlalu besar ataupun terlalu murah. Sebaiknya, nilai dari maskawin yang diberikan sedang-sedang saja dan bisa disepakati oleh kedua mempelai. Tidak ada besaran ideal untuk maskawin pernikahan, hal ini bisa diukur berdasarkan kemampuan pribadi dari pihak mempelai pria. Contoh maskawin yang bisa menjadi pilihan yaitu, uang tunai, logam mulia, seperangkat peralatan ibadah, atau hewan ternak.
Mahar Bukan Bingkisan
Tren masyarakat muslim di Indonesia saat ini seringkali menjadikan mahar dalam bentuk bingkisan dan didesain sedemikian rupa dalam figura. Hal ini memang menarik dan kreatif, namun perlu dipertimbangkan lagi kelayakannya. Selain itu, mahar berupa uang tunai jumlahnya seringkali disesuaikan dengan tanggal, bulan, dan tahun akad nikah. Kebiasaan tersebut sah saja dilakukan, asal esensi mahar tersebut tetap terjaga dan tidak menjadi ajang pamer atau niatan buruk lainnya.
Secara keseluruhan, mahar dan maskawin adalah aspek penting dalam pernikahan yang mencerminkan nilai-nilai, tanggung jawab, dan komitmen antara suami dan istri. Memahami perbedaan dan makna di balik mahar dan maskawin dapat membantu pasangan memperkuat ikatan dalam pernikahan untuk masa depan bersama.